Salahkah Menulis Judul Clickbait? -->

Salahkah Menulis Judul Clickbait?

Kalau denger istilah clickbait apa yang kamu pikirkan? Sesuatu yang membuat geram? Atau pembohongan publik?

Kali ini gue bakalan ngasih pendapat tentang clickbait yang mulai banyak dipakai media-media. Bahkan di YouTube pun banyak yang menggunakan teknik ini untuk menuliskan judul dari sebuah video.


Salahkah menulis judul clickbait?


Menulis dan membuat judul clickbait


Hmmm...gini. Seinget gue, dulu pas masih sekolah, kita tuh diajarin gimana caranya biar orang lain tertarik baca berita atau artikel yang kita bikin. Salah satunya adalah dengan menulis judul yang bombastis dan fantastis. Huehehe...

Media akhir-akhir ini berlomba-lomba untuk membuat sesuatu yang viral dan bisa menarik banyak orang. Salah satunya dengan membuat judul artikel yang bombastis dan clickable sama seperti pelajaran yang gue dapetin dulu.

Coba lihat beberapa contoh di bawah ini! Perhatikan antara headline dan isi beritanya!

Menulis judul clickbait
Contoh 1

Membuat dan menulis judul clickbait
Contoh 2

Membuat dan menulis judul clickbait
Contoh 3


Beberapa gambar yang gue upload di atas adalah contoh headline yang bombastis. Clickbait? mungkin. Apakah salah? Hmmm...kalau berkaca pada pelajaran yang gue dapet zaman dulu, itu nggak salah. Dengan alasan menarik pembaca, dan media juga mempertimbangkan traffic (salah satunya) supaya banyak orang yang mampir ke media atau webnya.

Yang jadi masalah adalah berita ini bisa jadi bahaya dan berpotensi menjadi hoaks, kalau si pembaca hanya membaca headline berita. Sedangkan isinya nggak dibaca sampai tuntas.

Kita baca headline aja, terus langsung nyebarin ke grup WhatsApp keluarga gitu misal. Kebayang nggak gimana hebohnya orang-orang? Langsung ketrigger pasti. Seolah-olah menggiring opini kalau IDI mengancam mogok menangani pasien.

Sebagian orang pasti bakalan nyalahin IDI hanya karena kata 'mogok' itu tadi. Seolah-olah semua anggota IDI nggak akan melayani pasien lagi. Padahal yang dibilang IDI, yang nggak pake APD aja yang nggak bisa merawat pasien. Bukan mogok kerja semuanya.

Menurut gue, kata 'mogok' itu juga jadi stigma negatif. Padahal IDI nggak pernah ngomong kayak gitu.

Bahkan IDI sampai harus klarifikasi lagi besoknya, kalau itu nggak bener. Ada rephrasing atau pemelintiran kata yang fatal. Seolah-olah kayak mengadu profesi dokter di satu sisi sama pemerintah dan masyarakat di sisi lain.


Kesimpulannya?

Again, gue nggak bisa nyalahin beritanya. Nggak bisa nyalahin si pembuat berita juga. Karena ya...kadang bikin judul itu perlu yang bombastis, supaya menarik perhatian pembaca.

Apakah ini sesuai sama kode etik jurnalisme? Jujur aja gue nggak tau.
Mungkin ada yang pernah tau? Kasih komen di bawah, ya!

Menurut gue, kita sebagai pembaca, yang harus hati-hati. Dan pastikan membaca isi berita sampai tuntas. Bukan headlinenya aja!

Ingat selalu, berita bisa berpotensi menjadi hoaks kalau kita nggak hati-hati membacanya. Apalagi ikut menyebarkannya padahal baru membaca sekilas.

6 Comments

  1. Penggemar mu2:05 pm

    Yg terjadi di masyarakat kebanyakan cuma lihat dr judul , dan itu dijadikan sumber dr mereka berargumen padahal isi berita blm tentu dibaca tuntas dan paham. Smoga kita lebih pandai lagi dlm menyikapi suatu berita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya itu sih masalah utamanya. Belum paham sepenuhnya, eh udah disebarin ke media sosial.

      Delete
  2. Kalau dalam konteks jurnalisme begini memang pasti selalu ada sih clickbait tuh, dan salah satu cara juga untuk meningkatkan traffic situs mereka, seperti kata mba. Jadi suka nggak suka, mau gak mau harus dimaklumi. Kitanya aja yg harus pintar-pintar memahami judul dan isi berita.

    Kalau saya sih justru sebelnya sama clickbait di channel2 youtube gitu mba, yg kebanyakan isinya prank. Gatau ya rata2 kan yg buat kayak gitu channel pribadi, keuntungannya ya buat pribadi juga, bukan suatu perusahaan semacam artikel berita, jadi suka sebel aja liatnya somehow😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya aku nggak ngerti sih algoritma youtube sekarang kayak apa. Soalnya channel yang topiknya nggak relevan sama kita aja (I mean topik-topik yang jarang kita lihat) bisa tiba-tiba muncul di recommendation, di beranda gitu2.

      Percaya atau nggak, youtube juga ikut diuntungkan dari video-video itu. Bisnis juga lah ujung-ujungnya.
      Ya tinggal kitanya aja sih, tetep mau konsumsi konten macam itu atau nggak.
      Eh tapi, konten prank emang masih banyak banget peminatnya 😂

      Delete
  3. Bener banget mbaa, gatau gimana sistem mereka bekerja. Saya sampe ganti region biar bener2 bebas dari konten2 prank gak jelas yg tiba-tiba muncul di timeline. Semuanya jadi bener2 dikembaliin ke kita lagi mau nonton yang mana dan apa aja, karena kayaknya konten semacam itu nggak akan habis peminatnya kalau masih banyak yg bikin😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Supply and demand. Kalau masih banyak yang minat, ya yang bikin konten prank juga makin banyak. Kalau nggak ada yang minat, siapa yang mau bikin konten prank? Hehe...

      Bener. Balik lagi ke diri sendiri. Kalau emang nggak suka ya nggak usah ditonton. At the and of the day, orang bebas milih apa aja yang pengin dia konsumsi 😁

      Delete

About | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer | Sitemap