[Review Buku] William by Risa Saraswati -->

[Review Buku] William by Risa Saraswati

William by Risa Saraswati
Review Buku William - Risa Saraswati

William, siapkah kau bercerita?


William by Risa Saraswati
Details Buku William - Risa Saraswati

Ini buku pertama Teh Risa yang gue baca, hehe. To be honest, dari dulu udah pengin baca karena gue suka sama cover bukunya. Cuman karena rasa takut berlebihan, gue memutuskan untuk tidak membeli. Sampai akhirnya, bulan lalu, gue melihat buku ini tertata rapi di antara koleksi-koleksi buku milik saudara gue. Nah, entah karena sampulnya yang emang gue demen sedari awal atau karena hal lain, gue akhirnya pinjam itu buku dan memberanikan diri buat baca.

First impression gue sama buku ini berbanding terbalik 180 derajat sama apa yang udah gue pikirin. Gue berasanya bukan cuman Teh Risa yang nulis, tapi William juga.

Sinopsis

William by Risa Saraswati
Sinopsis William - Risa Saraswati

Let's Talk About This Book!

1. Font dan ukuran tulisannya tepat, jadi mudah dibaca. Lalu ada beberapa kalimat yang dicetak dengan ukuran sangat besar juga sangat membantu pembaca memahami maksud dari paragraf sebelumnya. 

2. Buku ini tidak terlalu tebal (216 halaman), jadi bisa dibaca sekali duduk. Pun, Teh Risa menggunakan bahasa yang mudah sekali dipahami. Berkat hal itu, gue jadi gampang merasakan semua emosi yang ada di buku ini. Gue juga berasa didongengin langsung, hehe.

3. Buku ini menggunakan beberapa sudut pandang. Pertama, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, dimana bagian itu terlihat jelas ketika Teh Risa menulis surat untuk William di bagian terakhir buku.  Kedua, penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Penulis tahu segalanya, ia menceritakan apapun yang dilihat, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita.

4. Keseluruhan isi menggunakan alur maju. Dan di halaman-halaman awal, penulis menghadirkan kisah lampau beberapa tokohnya (flashback).

5. Buku ini bertema tentang keluarga dan sosial, sama sekali tidak mengandung unsur horror seperti apa yang gue pikirkan.

6. Latar tempat yang diceritakan cukup beragam, awalnya di Den Haag, lanjut ke Batavia (Jakarta), dan berakhir di Bandoeng (Bandung). Gue pribadi sangat menikmati kisah yang terjadi di Malabar, tepatnya di perkebunan teh Priangan milik Tuan Bosscha. Sejak menamatkan buku ini, gue jadi pengin jalan-jalan kesana hehehe.

7. Kisah di buku ini membawa gue kembali ke masa silam. Masa dimana rakyat masih terpuruk di tanah airnya sendiri. Sedangkan Bangsa Netherland datang silih berganti dan sibuk memperkaya diri, pun menindas orang pribumi yang mereka sebut Inlander.

The Memorable Lessons 👍

Buku yang nggak terlalu tebal ini ternyata punya banyak pesan moral. Gue semakin yakin bahwa power, money, dan fame tidak bisa menjamin kebahagiaan seseorang. Dan ngga ada hidup yang sempurna, understand we cannot have it all.

1. Things only get better when you cut off the worst
Jujur, gue paling tidak tahan dengan karakter Johan Van Kemmen. Setiap kali baca karakternya dia, yang di pikiran gue cuma satu, "seandainya Anda lebih berani mengambil keputusan, semuanya nggak akan seburuk itu!" Karena di beberapa bagian kisah yang ditulis Teh Risa, Johan ini terkesan lembek, tidak bisa mengambil keputusan yang tepat sebagai kepala keluarga, dan hidupnya dibutakan oleh cinta. Dia tuh nggak sadar hubungannya sama Maria Van Kemmen itu sudah masuk di tahap toxic relationship. (Maaf ya agak emosi emang gue sama ini orang hehe)

Meskipun sebenarnya gue tau kalau dia tulus sayang sama William, tapi still... gue mikirnya kalau dia bisa take over statusnya dia sebagai kepala keluarga dan mengontrol tingkah laku istrinya sedari awal, keluarganya mungkin akan jauh lebih baik. Dari sini gue belajar, sebuah kesalahan nggak bisa dinormalisasi, karena bisa jadi kebiasaan buruk dan akan terulang kembali di kemudian hari.
Kita laki-laki kuat, mengalah demi wanita bukan hal yang menyedihkan. Bagaimanapun, Maria yang membawa kehidupan pada kita berdua. Bersamanya aku merasa hidup, dan karenanya pula kau ada, Will. (hlm. 42)
 

Begitulah apa yang diucapkan papanya William dan gue tidak setuju. Mengalah memang nggak menyedihkan, tapi lihat juga situasinya seperti apa, pantas atau nggak kita mengalah di situasi tertentu yang sebenarnya kita nggak harus jadi orang yang mengalah.


2. You can't change the toxic behavior of your toxic parents, but you can decide how you respond

Sosok orang tua dalam kehidupan anak sangat penting. Ada value-value yang hanya bisa diajarkan oleh seorang ibu, pun sebaliknya, ada beberapa value yang hanya bisa diajarkan oleh seorang ayah. Di situasinya William, kedua orang tuanya menurut gue sangat toxic, terutama sang Mama. Mereka hanya mau dirangkul tanpa mau merangkul, hanya mau di mengerti tanpa mau mengerti. 

Ya, Risa. Aku kerap mencaci Tuhan. Mempertanyakan banyak hal yang tak bisa aku jawab dengan akal pikiranku. Beruntung, Nona Dietje membantuku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Dia berhasil membuatku mulai paham, bahwa selama ini aku tak berusaha untuk membuka kedua mataku lebar-lebar. Tuhan menjadikanku anak keluarga Van Kemmen juga pasti punya tujuan. (hlm. 101)


Gue sedih banget pas Will ngomong gitu, "you're really deserve better." Tapi benar apa yang dia bilang, Tuhan punya tujuan kenapa kita hadir di tengah-tengah keluarga kita. Kita nggak bisa memilih lahir dalam keadaan keluarga seperti apa dan bagaimana. When you don’t come from a healthy family like William, then you should do your best to ensure a healthy one comes from you.

Dan entah sebuah berkat atau karena Tuhan maha baik, berada di tengah keluarga yang seperti itu membuat William banyak belajar tentang arti hidup, pelajaran yang bahkan nggak akan dia dapatkan di sekolah. Selain pintar, Will juga sederhana, berkepribadian baik, dewasa, dan sangat peka terhadap lingkungan sekitar. 

3. Learn to apologize and forgive
Dari William gue belajar untuk menjadi orang yang mudah meminta maaf dan memaafkan. William tak masalah meminta maaf pada Mamanya terlebih dahulu, padahal dilihat dari perspektif mana pun pihak yang bersalah adalah sang Mama. Will bahkan menciptakan lagu untuk Maria Van Kemmen sebagai bentuk permohonan maafnya. (hlm. 45) 

4. Its okay to not be okay
Gue ikut ngerasa senang pas William ketemu sama Nona Dietje. Setidaknya masih ada dia yang menemani William pada saat itu. Betapa besarnya pengaruh Nona Dietje untuk kesehatan mental William. Nona Dietje bukan hanya seorang guru, tapi juga seseorang yang sosoknya sangat dibutuhkan William. Pernah suatu ketika, tanpa berkata apapun William menangis sesenggukan di dekapan Nona Dietje. (hlm. 155)
Your body is honest when you're in physical pain, you cry. But the heart is a liar, it stays quiet even when its hurting. Then when you're asleep you finally weep and whimper like a dog. (Moon Sang Tae -  Its Okay To Not Be Okay)

5. Make your parents happy but don't be to hard on yourself
William pernah merubah dirinya menjadi apa yang Mamanya mau, menjadi anak laki-laki yang angkuh dan kasar terhadap para inlander. Hingga suatu ketika, perubahannya itu justru menyakiti teman inlandernya yang bernama Toto. 
Senang rasanya dianggap ada, walau memang sesungguhnya diriku yg sebenarnya tak pernah ada di antara mereka. (hlm.  54)

What I like The Most About This Book 

William by Risa Saraswati
Another things dan pesan dari William

Quote of The Day

William by Risa Saraswati
Dialog William dan Kas akan selalu jadi favorit gue

Btw, Teh Risa bilang William adalah anak laki-laki dengan paket lengkap, gue 100% setuju, hehe. Sederhana, pintar, ahli bermusik, baik, peduli lingkungan, sayang keluarga, dewasa, ganteng pula 😊 Good job, Will!

Oh iya, gue jadi tau pas jaman kolonialisme, tidak seluruhnya orang Netherland itu sibuk memperkaya diri dan memperlakukan orang pribumi seenaknya. Ada beberapa orang yang sangat dermawan seperti Tuan Karel Albert Rudolf Bosscha, pemilik Perkebunan Teh Malabar. Bahkan, ia juga berperan besar dalam pembangunan Technische Hogeschool Bandung (ITB).

Thank you Teteh Risa for this heartbreaking story and thank you Will for sharing your story to us. You are going to be in my prayers! You are a brave boy!🙌

0 Comments

About | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer | Sitemap