[Review Buku] Imperfect - Meira Anastasia

Beberapa waktu lalu, gue ga sengaja lihat teaser film Imperfect. Nah, di video itu ada tulisan kalau film ini dibuat berdasarkan buku best seller karya Meira Anastasia.

"Meira Anastasia? Kayaknya pernah tahu deh!", batin gue. Setelah gue inget-inget, ternyata gue pernah lihat salah satu postingan Mbak Meira di explore instagram.

Kalau kalian tahu film susah sinyal, kalian pasti tahu deh siapa Mbak Meira. Ha! Belum tahu juga? Oke, gue kasih clue yang lain. Kalian tahu Ernest Prakasa ga? Ya, betul! Komika yang juga berprofesi sebagai sutradara. Nah, Mbak Meira ini istri dari seorang Ernest Prakasa.

Oke, balik lagi!

Karena penasaran sama bukunya, akhirnya gue memutuskan untuk beli buku ini. Hehe...sekalian buat dijadiin bacaan mingguan. 

Btw, ini bukunya untuk usia 21+ ya....

[Review Buku] Imperfect - Meira Anastasia

[Review Buku] Imperfect

Pernah ga sih merasa insecure sama berat dan bentuk badan kalian? Terus, ga percaya diri sama warna kulit, gaya rambut, gaya berpakaian, ataupun hal-hal lainnya? Gue rasa masih banyak perempuan yang punya insecurity kayak gitu. Seolah-olah kita dipaksa memenuhi semua beauty standart yang ga tahu dibikin sama siapa. Hmmm...

Padahal insecurity (negative body image) itu bisa memengaruhi banyak hal dalam hidup kita, terutama cara kita melihat diri sendiri.

Hal-hal itulah yang menjadi bahasan dalam buku Imperfect. Lewat buku ini Mbak Meira membagikan perjalanannya dalam menerima segala kelebihan dan kekurangan dirinya (self-acceptance).

[Sinopsis]

"TERNYATA, ORANG CAKEP BELUM TENTU ISTRINYA CANTIK!"

JLEB!

Komentar di Instagram suami Mbak Meira (Ernest) di atas adalah kalimat yang kata Mbak Meira ga bakal dilupain seumur hidup. Dia sempat berpikir bahwa menjadi istri public figure  itu berat, karena harus memenuhi ekspektasi netizen.

Rambut pendek, kulit gelap, jarang pakai makeup, juga bentuk badan dan payudara yang tidak ideal lagi setelah melahirkan dua anak, semakin memperberat jalannya untuk berdamai dengan diri sendiri.

Jalan yang berat bukan berarti mustahil. Mbak Meira akhirnya bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.

Aku tidak sempurna, tapi tidak apa-apa. Karena aku bahagia.

[What I like about this book] 

• Pertama, gue suka sama covernya. Hard cover gitu. Terus, gue juga suka ilustrasinya. Seolah-olah ada Mbak Meira yang lagi nambahin "petik" di antara huruf "I" dan "m". Kata imperfect berubah jadi I'mperfect (I'm perfect). That's so creative. Hehe...bingung ga? Coba lihat gambar covernya di atas deh!

Tuh, tebel kan covernya!

• Ilustrasi di dalam bukunya lucu banget. Jadi, ga bakalan bosen baca buku ini. Terus, kalimat-kalimat yang penting  itu di highlight.

Salah satu ilustrasi lucu yang ada dalam buku Imperfect

• Gaya bahasa yang dipakai santai banget. Kayak ngomong sama temen aja gitu. Sejujurnya, gaya tulisan Mbak Meira ini mengingatkan gue sama gaya tulisannya Bang Dika ataupun Benakribo. Walaupun ga selucu-receh mereka.

• Warna kertasnya agak kekuningan gitu. Gue suka sih. Hehe soalnya ga bikin mata cepet lelah.

• Ada catatan kaki untuk menjelaskan lebih lanjut kata tertentu.

• Ada satu bab yang menarik banget menurut gue. Judulnya Prahara Payudara. Ada perasaan simpati yang muncul setelah gue baca bab ini. Gue rasa ini bab yang paling sulit ditulis sama Mbak Meira (mungkin). Karena Beliau harus membuka diri pada para pembaca. Yah istilahnya mengorek luka lama gitulah!

• Ada panduan olahraga (workout tutorial) di rumah beserta gambar-gambarnya. Keren banget ini mah! Bahkan ada bahasan tentang smart diet juga. Duh ga ngerti lagi...suka banget!

Panduan sebelum workout

Gambar tutorial workout dalam buku Imperfect

Smart diet

• Dapet stiker-stiker di bagian belakang buku. Stiker quotes gitu.
  

Dapat stiker-stiker pula!

[What I dislike about this book]

• Ga ada daftar isi. Sebenarnya gue juga sering sih baca buku yang ga ada daftar isi. Cuman menurut gue, lebih enak aja kalau ada daftar isinya. Kita bisa lihat-lihat dulu, apa aja sih yang dibahas di buku ini.

• Gue lihat ada typo satu. Hehe...ada kata "aku" yang nulisnya dobel, jadi "aku aku". *Apasih, Cik! Ga usah segitunya deh!*

❤❤❤❤❤❤❤

Oke, itu review dari gue. Gue suka banget sama buku ini. Gue kan sebenarnya agak cuek sama omongan orang tentang penampilan gue. Nah, pas baca buku ini, gue tuh kayak "Nah iya gitu. Bener!". Hampir semua ide yang dituliskan Mbak Meira di buku ini gue setujui. Hehe...

Gue tuh ngrasa Mbak Meira ngasih motivasi dan pembelajaran baru, tapi ga ada kesan menggurui. Ya mungkin karena konsep bukunya adalah bercerita.

Ada kalimat yang gue suka banget, yaitu:

Never change yourself to please other people!

Buku ini cocok banget buat kalian yang masih suka insecure dan memandang negatif diri sendiri.

Buku ini bakal membuka mata kalian. Pokoknya banyak banget pelajaran baru yang bakal kalian dapat. Bagaimana menggunakan media sosial dengan bijak dan respect other women. Menghargai, mencintai, dan menerima segala yang ada pada diri tapi ga pasrah gitu aja (untuk keadaan diri yang lebih baik. Misal, menjalani gaya hidup sehat supaya badan lebih sehat dan ideal, dan lain-lain).

Ada yang udah baca? Gimana menurut kalian?