Millennial Melek Investasi: Yuk, Mulai Ubah Mindset Kita dari Saving ke Investing! -->

Millennial Melek Investasi: Yuk, Mulai Ubah Mindset Kita dari Saving ke Investing!

Mengubah Mindset dari Saving ke Investing
Millennial Melek Investasi: Yuk, Mulai Ubah Mindset Kita dari Saving ke Investing! 

Ngomongin millennial emang nggak akan pernah ada habisnya. Generasi yang lahir dan tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini memiliki ciri dan karakter yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), generasi millennial (usia 20-40 tahun) di tahun 2020 diduga berjumlah 83 juta jiwa atau 34% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 271 juta jiwa. Usia tersebut adalah usia produktif yang akan menjadi tulang punggung dan pendorong utama perekonomian Indonesia.

IDN Research Institute bekerja sama dengan Alvara Research Center melakukan survei kepada 1.400 millennial usia 20-35 tahun di 12 kota besar untuk memahami perilaku millennial Indonesia, terkait agama, pandangan politik, pekerjaan, internet, hiburan, edukasi, konsumsi dan perilaku belanja, termasuk di dalamnya tabungan dan investasi.

Salah satu data hasil survei yang menarik adalah minat generasi millennial terhadap investasi yang masih rendah, yaitu hanya 2 persen. Alvara Research Center juga menemukan bahwa kepemilikan produk investasi generasi millennial masih terbatas. Dan sebanyak 60,6% responden tidak merencanakan keuangan mereka.

Kepemilikan produk investasi milenial

Padahal, investasi memiliki peran yang signifikan terhadap pergerakan roda perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi nasional yang positif juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan pasar modal.

Selain itu, merencanakan keuangan dengan investasi sedari muda akan menyehatkan keuangan kamu di masa depan.

Kamu juga bisa mencapai tujuan finansial tertentu dengan investasi. Misal, kamu berencana untuk umroh dua tahun lagi. Dari situ, kamu bisa menghitung berapa sih dana perbulan yang harus disetorkan untuk investasi, sehingga dua tahun berikutnya kamu memiliki dana yang cukup untuk umroh.


Apakah tidak cukup hanya dengan menabung?


Sebelum menjawab pertanyaan ini, gue mau disclaimer dulu. Di sini gue nggak ngomongin tentang bunga bank itu haram atau nggak. Gue mencoba berpikir secara rasional dengan asumsi mayoritas masyarakat Indonesia masih menggunakan tabungan konvensional.

Oke lanjut. Tabungan di bank mendapatkan bunga yang relatif kecil. Belum lagi ada biaya administrasi dan pajak yang harus diperhitungkan. Dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi dari bunga tabungan, daya beli uang yang kamu simpan di tabungan akan menurun karena tergerus inflasi.

Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan bunga bank.


6 Langkah Mudah Memulai Investasi  


1. Menentukan Tujuan Keuangan yang Ingin Dicapai

Tujuan kamu investasi apa, sih? Apakah untuk beli motor, liburan, nonton konser BTS, dana pensiun, atau untuk umroh? Tujuan yang pengin dicapai harus jelas. Karena nantinya akan berpengaruh pada nilai dan instrumen investasi yang dipilih.


2. Menentukan Target Atau Nilai yang Ingin Dicapai

Setelah tau tujuan keuangan yang ingin dicapai, langkah kedua adalah menentukan nilai yang ingin dicapai.

Misalnya, dua tahun lagi kamu berencana membeli sepeda motor baru. Kamu bisa hitung, berapa sih perkiraan harga motor dua tahun lagi, beserta inflasinya. 

Dengan menentukan target atau nilai yang ingin dicapai ini, kamu bisa tau dana yang harus kamu alokasikan perbulannya untuk investasi.


3. Memilih Instrumen Investasi yang Sesuai

Langkah selanjutnya adalah memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kamu.

Kamu harus tau dulu, tujuan keuangan yang pengin kamu capai itu untuk jangka pendek, menengah, atau jangka panjang. Misal, kamu berinvestasi untuk dana pensiun. Berarti kamu bisa memilih instrumen investasi untuk jangka panjang. Bisa reksadana saham, atau kalau mau bisa langsung beli saham.

Dan yang nggak kalah penting, kamu harus tau profil risikomu sebelum mulai investasi. Profil risiko ini menggambarkan tingkat toleransimu terhadap risiko, sejauh mana kamu bisa menanggung risiko. Atau bahasa gampangnya, kamu gampang kaget dan stres nggak sih kalau lagi rugi atau kehilangan uang?

Secara umum ada tiga kategori investor menurut profil risikonya, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Ntar gue bahas lebih lanjut, ya! Atau cari aja di google (di website BEI, Ajaib, dan lain-lain). Udah banyak banget informasi tentang investasi di internet.


4. Alokasikan Dana Sesuai Budget yang Disusun

Tiap terima gaji kamu kan udah tau tuh uangnya mau dipakai buat apa aja. Misalnya kamu punya anggaran 50 persen buat biaya sehari-hari, 15 persen untuk tabungan dan dana darurat, 15 persen untuk investasi, 20 persen untuk hiburan. Nah, 15 persen dari gaji kamu itu nilainya berapa, ya itu yang diinvestasikan.

Jika budget yang kamu alokasikan perbulannya lebih sedikit dari dana yang harusnya kamu investasikan untuk mencapai target nilai tertentu, solusinya adalah menambah budget untuk investasi (dengan mengurangi budget lain, seperti konsumsi yang tidak perlu) atau memundurkan waktu untuk bisa memperoleh tujuan keuanganmu.

Misalnya, awalnya kamu berencana umroh dua tahun lagi, ternyata budget yang kamu punya perbulannya untuk investasi nggak mencukupi, ya berarti waktu untuk mencapai tujuan itu (dalam hal ini umroh) diubah menjadi tiga atau empat tahun lagi.


5. Luangkan Waktu untuk Belajar Lebih Lanjut

Yang nggak kalah penting, kamu harus selalu menambah wawasan atau belajar tentang investasi lebih dalam lagi. Belajar istilah-istilah yang biasanya muncul di reksa dana, saham, atau obligasi. Lalu, belajar tentang diversifikasi portofolio supaya bisa meminimalisir risiko, dan lain sebagainya. 


6. Investasi Sekarang dan Usahakan Konsisten Berinvestasi

Yang terakhir, mulai dari sekarang dan konsisten berinvestasi. Semakin awal memulai, semakin banyak manfaat yang bisa didapatkan. Kenapa? Karena kamu punya lebih banyak waktu untuk mencapai tujuan keuanganmu. Apalagi untuk tujuan-tujuan jangka panjang dan butuh dana yang tidak sedikit.


Reksa Dana untuk Milenial
Instrumen Investasi untuk Millennial


Instrumen Investasi untuk Millennial


Salah satu instrumen investasi yang cocok untuk millennial adalah reksa dana. Reksa dana cocok untuk kamu yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko investasi.

Kelebihan lain investasi melalui reksa dana adalah tanpa modal besar, investasi kamu sudah terdiversifikasi. Selain itu, reksa dana adalah instrumen investasi yang liquid, artinya bisa dicairkan kapan saja, selama di hari kerja.

Terakhir, reksa dana juga salah satu instrumen investasi yang sampai sekarang masih bebas pajak.


Sekarang investasi melalui reksa dana semakin mudah dan murah. Banyak perusahaan fintech yang menawarkan reksa dana melalui aplikasi. Salah satunya Ajaib. Hanya dengan sepuluh ribu rupiah, kamu sudah bisa berinvestasi di reksa dana.

Masih bingung reksa dana mana yang harus kamu pilih? Tenang! Di Ajaib kamu bisa mendapatkan rekomendasi dari para ahli juga lho!

Kalau masih ragu dan merasa lebih nyaman menggunakan produk investasi syariah, tenang aja! Selain tersedia reksa dana konvensional, sekarang ini sudah tersedia juga reksa dana syariah.

Jadi, gimana? Kapan mau mulai investasi? Yuk, mulai mengubah mindset kita tentang investasi. Nggak cuman mengalokasikan dana buat nabung, tapi mulai mengalokasikan dana buat investasi juga.





Referensi (tulisan-tulisan yang gue baca):
Spending and Saving Behavior Towards the 2019 Indonesia Presidential Election
Indonesia Millennial Report 2019
The Urban Middle-Class Millenials Indonesia: Financial and Online Behavior
Lima Langkah Memulai Investasi bagi Milenial
Apa Profil Risiko Moderat Itu? Beserta Profil Risiko Lain
Hore, Tiga Jenis Reksadana Ini Masih Bebas Pajak
Mengapa Generasi Milenial Sulit Mengelola Keuangan
Millennials and Financial Literacy: A Global Perspective
Reksa Dana

4 Comments

  1. Anonymous1:26 pm

    point nomor 6 tuh yg susah, konsisten berinvestasi kadang mau investasi tp kepikiran buat kebutuhan lain haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya. Diusahakan lah..konsisten nggak mesti nominal gede kok.

      Delete
  2. Riyanto8:29 am

    Kak, bagaimana pendapat kakak tentang investasi emas yang lagi rame saat ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelum investasi kita perlu tau dulu tujuannya untuk jangka panjang atau pendek.
      Setau saya, nilai emas cenderung stabil karena volatilitasnya lebih rendah dibandingkan instrumen investasi lain. Dan trennya selalu naik, jadi bagus untuk investasi jangka panjang.

      Delete

About | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer | Sitemap